Ust Samiun Rusli; Sosok sederhana tak pernah marah

"Kapan? Ayo, kalau mau ust urus" Kalimat itu akhir-akhir ini selalu diucapkan beliau kepadaku setiap bertemu, setiap ada kesempatan WA ataupun via telepon. 
Ya, memang dari dahulu beliau akan selalu membantu kami memikirkan masa depan, membicarakan hal yang sesuai dengan keadaan kami.
Masih kuingat ketika aku bingung menentukan pilihan untuk mengabdi atau lanjut kuliah selulus dari bangku madrasah Aliyah, setiap berpapasan dengan beliau selalu 1 pertanyaan yang dilontarkan
"Bagaimana? Mau lanjut ke mana? Biar ust bantu urus"
Selalu, di teras masjid, di teras kantor, di rumah beliau. Dengan senyum khasnya.


Ustadz paling baik dan tak suka marah

Kalimat itu hari ini kutemui hampir di semua status WA, instagram, dan lama facebook.

Ya. Sebuah gambaran yang pas dengan beliau.
Bukan berarti beliau adalah orang yang tidak pernah marah. Beliau pernah marah ketika hal yang terjadi sudah sangat menyalahi aturan. Tapi kepada kami, para santri, beliau selalu melakukan pendekatan yang penuh hati-hati.

Tentu saja menurutku semua ustadz-ustadz kami seperti itu. Di mataku, semua guru kami tak suka marah. Kalau marah, pasti karena hal yang kami lakukan sudah sangat kelewat batas.

Beliau cukup lama menjabat sebagai kepala panti, juga bendahara yayasan. Banyak hal yang terjadi  di pondok ini dibawah pengawasan beliau. Istri beliau juga orang yang sangat perhatian kepada para santri. Selalu dijamunya kami dengan makanan ketika tau bahwa kami belum makan. Ataupun sekadar mengantarkan teh hangat di pagi hari ketika tau bahwa kami sedang bertamu dan menginap di kelas.

Ah, air mata ini mengalir sedari tadi sambil menulis ini. Air mata penuh haru mengingat ustadz orang yang sangat baik dan saya mungkin belum meminta maaf kepada ustadz jika saja ada kesalahan yang pernah saya perbuat terutama semenjak menjadi pengasuh di asrama.

Dini hari pukul 03:28 WITA, kabar duka menyelimuti ponpes Hidayatullah Kupang.
Sebuah pesan WA mengabarkan berpulangnya beliau ke Rahmatullah, di rumah duka, Rumah Qur'an Hidayatullah Kelapa Lima pada 1 jam sebelumnya.

Antara kaget karena saya berencana hari ini akan membesuk beliau, saya mulai mengabarkan beberapa keluarga dan membuat pamflet kabar duka. Namun hati ini juga ada rasa syukur. Alhamdulillah, ustadz sudah tidak sakit lagi. Apalagi setelah mendengar cerita kepergian beliau, air mata haru kembali mengalir. Kepergian yang indah menghadap Allah dengan tenang dan senyuman yang indah. 
Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa'afihi, wa'fu'anhu,
Hari ini, ramai orang mengantarkan ustadz ke peristirahatan terakhir ustadz. Banyak do'a dan ucapan kehilangan yang terucap. Para keluarga, para santri, para kolega, jama'ah muslimin.
Semoga Allah mengampuni segala dosa ustadz dan menempatkan ustadz di sisiNya. Aaamin ya robbal 'alamin.


Pantai Kelapa lima, 27 Januari 2024
--Usai penguburan di Batukadera