Piknik ke pantai Langleki

Piknik, beramai-ramai pergi ke pantai sambil membawa bekal makanan dan minuman untuk dinikmati. Sebuah tradisi tahunan di Alor bahkan hampir di seluruh belahan nusantara, yang selalu diadakan disetiap selesai Ramadhan setelah lebaran Idul Fitri. 
Seringnya dalam bentuk kelompok besar (jama'ah masjid, warga desa, rekan guru) kadang dalan bentuk kelompok kecil (keluarga kecil, teman dekat). 
"Disampaikan kepada Remaja Masjid (Remas) Jami' Baabulkhair Waluom, bahwa informasi piknik bersama sedang didiskusikan. Tujuan pantai Langleki. Yang mau bergabung bisa mengumpulkan kontribusi uang transportasi dan lauk makanan"
Sebuah status facebook muncul. Alhamdulillah bagi saya, kesempatan piknik ditempat jauh baru bisa saya lakukan jika ada ajakan dari remas di kampung kami. Kalau diadakan dalam keluarga kami, kami akan bawa makanan dari rumah masing-masing membentang tikar di pantai belakang rumah lalu menikmati momen bersama.

Persiapan Piknik

Seperti biasa, setelah pemberitahuan maka akan ada satu atau dua orang bertugas yang berjalan ke rumah-rumah untuk mengumpulkan uang partisipasi ataupun bisa mengumpulkan kepada sang informan acara. Selain uang, ada juga pengumpulan beras sebesar 2 gelas per orang. 

Lalu para remaji berkumpul di satu rumah untuk mengolah beras yang sudah terkumpul serta lauk pauk yang sudah dibelanjakan.

Menikmati keindahan pantai Langleki

Tepat jam 10, rombongan oto pick-up kedua dan para pengguna motor bertolak dari titik berkumpul.

"MaasyaaAllaah"
Mata saya terpana begitu melihat keindahan yang terpampang didepan saya. Perpaduan Langit biru, pasir putih sinar matahari, gradasi laut, dan batuan pantai membuat saya berdecak kagum.
Perjalanan ditempuh sekitar 40 menit melewati jalan rusak saat masuk ke 2 desa sebelum tempat tujuan, namun kebersamaan dan keindahan yang ada tak menjadikan itu sebuah masalah.

Pantai yang terletak di desa Langleki ini memiliki keindahan memukau. Pasir putihnya berpadu dengan laut jernih yang memiliki gradasi 4 warna; hijau aqua, aquamarine, biru muda, biru dongker, bahkan lebih! Pulau Pura juga Ternate yang berbentuk gunung ikut menghiasi keindahan. Ditambah langit yang sedang cerah-cerahnya, pemandangan itu jadi perpaduan menakjubkan.

Setelah sampai dan asyik mengabadikan momen, tidak terasa perut sudah mulai keroncongan. Ikan yang dibeli tadi pagi pun baru saja selesai dipanggang. Maka agenda makan dimulai. Beralaskan daun pisan yang telah dipotong-potong kecil untuk perorangan, nasi kuning, bihun goreng, sambal, kuah ikan memenuhi kampung tengah kami.

Evening Tea Time

Kami menghabiskan waktu hingga sore hari, menyempatkan diri menempel kening di masjid Baiturrahman Langleki, lalu sekitar jam 4 baru kami beranjak pulang ke Waluom.
Setibanya di Waluom pun, karena masih ada uang sisa yang cukup banyak, kami bersantai di jembatan dekat bengkel Kuning dan menikmati minuman dingin serta roti yang dibelanjakan.
Sisa uangnya digunakan untuk mengisi pulsa listrik meteran masjid.

Alhamdulillah, semoga berkah dan segala sesuatu berakhir baik. Aaamin.