Dapat salam, dari Jen

Hari Ahad selalu punya arti sendiri. Ya, seperti biasa... 'Jadwal telepon'.
Telepon siapa? Ya telepon orang rumah dong.
Sebenarnya telepon orang rumah bukan terjadi di hari Ahad saja, tapi hari Ahad selalu punya porsi sendiri sejak jadi anak boarding school di bangku kelas 7.

Dan percakapan sore ini, ingin saya tuangkan di laman blog yang sudah kayak tempat curhat ini. Hehe. Percakapan sore ini banyak meninggalkan kesan tersendiri, dan salah satunya adalah kalimat:
"Dapat salam, dari Jen"

Seperti biasa, dalam setiap kesempatan berbicara dengan si-bungsu, biasanya saya selipkan beberapa pertanyaan dan tebak-tebakan seputar materi pelajarannya di sekolah, dan kami bisa menghabiskan berjam-jam untuk main tebak-tebak an.
Biasanya si-bungsu juga menyampaikan salam dari teman-teman ataupun warga di kampung halaman saya. Nah, karena sejak kecil saya lahir di tanah rantau, besar ditanah rantau, dan kurang mengenal nama dan juga memiliki masalah dalam mengingat nama warga di kampung halaman saya. Biasanya ingat muka saja.😅 Jadinya, setiap menyampaikan salam atau menceritakan kejadian di kampung halaman saya, adik dan ibu saya selalu kesulitan untuk menjelaskan siapa yang dimaksudkan dalam cerita. Hehehe. Derita anak rantauan jarang berada di kampung halaman sendiri. Huhuhuuu.😢


Dibawah ini adalah potongan percakapan kami.

Ummu : Dek, kak Ummu kasih pertanyaan ya. Ini gaaampang sekali!
Bungsu: Apa?
Ummu : OK..... jadi..

Nah, disini saya sudah ingin meng-isenginya dengan pertanyaan sejak zaman SD yang konyol.

Ummu: Pertanyaannya, Satu tambah satu sama dengan?
Bungsu: Satu! (Jawabnya cepat)
Ummu: Salaaah.. 😁
Bungsu: Iiih... Ya betul lah!
Ummu: Bukan itu dek...
Bungsu: Terus berapa? (Nadanya sudah kesal saja diseberang sana, ahaha)
Ummu: Satu tambah satu sama dengan Jendela! Hahahah! (Aku tertawa tapi dia diam saja) :"
Bungsu: Huuuuu... Tidak lucuuuuu!

Aku masih tertawa karena ini sudah kali kedua dia kena jebakan dengan pertanyaan ini.
Kalau kalian masih bingung maksud saya, coba lihat gambar dibawah ini.




Heheheee. Pertanyaan yang sering dilontarkan penjaga sekolah di Madrasah Ibtidaiyah dulu ketika ada anak baru datang merapat ke perkumpulannya. Masih teringat jelas bagaimana ekspresiku pertama kali ketika berhadapan dengan pertanyaan itu. Saya berdebat dengan teman yang memberikan pertanyaan ini karena tulisan angka satu (1) serta simbol tambah (+) dan sama dengan(=) yang digambar olehnya  diatas kertas, tidak simetris, dan kalau digabungkan pastinya tidak bisa jadi gambar jendela yang proporsional. Haha.





Saat saya masih asyik cengengesan lalu sedang memikirkan pertanyaan tebak-tebakan lain untuknya, si-bungsu tiba-tiba dia berkata.

Bungsu: Eh.... Kak Ummu.
Ummu : Ya?
Bungsu: Dapat salam dari Jen.
Ummu : Hah? Siapa itu?
Bungsu: Pokoknya dia ada salam kasih kak Ummu.
Ummu : Jen? Jen.... Jen siapa? (Saya memutar otak, mencoba mengingat siapa teman di Alor yang bernama Jen)
Ummu : Siapa ya...? (Pikiran saya dipenuhi nama teman-teman di Wolwal, Kalabahi, Kupang, tapi tidak ketemu juga)
Ummu :Siapa itu dek? Orang mana?
Bungsu: Pokoknya, dia punya nama Jen, dia punya fam (marga) itu Dela
Ummu : Hah? Kak Ummu tidak kenal. Siapa itu? (Saya sudah menyerah)
Bungsu: Jen..Dela. Jendela! Ahahahahaha (Ketawanya terdengar puaas sekali)
Ummu : Hadeeehh. Balas dendam kau ya dek... 😑😑


Yah. Begitulah.