Santri & Cium tangan (salim)
Malam ini tidak seperti biasa.
Baru tadi sore aku "merasani" tentang betapa bedanya kesopanan santriwati di sini dibandingkan tempat aku pernah ditugaskan setengah tahun lebih sebelumnya, lalu malam ini sebuah keajaiban baik terjadi.
Iya. Sore tadi, setelah wirid sore di masjid bubar, aku membuka galeri di laptopku sambil berbagi cerita terselip nasihat kepada adikku yang baru saja memulai hidup sebagai anak santri.
"Lagi apa mereka kak?" Adikku terlihat mengagumi apa yang sedang terjadi dalam video. Para santri yang berantrian salim dengan sopan berjalan di depan para ustadzah.
"Ini lagi saliman sama ustadzah-ustadzah. Di sana tiap abis sholat dan abis belajar, mereka seperti punya peraturan tidak tertulis untuk tidak pergi sebelum mencium tangan ustadzah-ustadzahnya."
"Wiii... Bagus ya. Tidak kayak kita di sini" celutuk adikku.
"Ya. Itu tinggal dibiasakan saja"
Empat mata. Obrolan itu terjadi di kamarku. Aku yakin tidak ada santriwati yang menguping. Eh...
Setelah Maghrib tadi lalu dilanjutkan pembelajaran tahsin, mereka tiba-tiba sudah berkeliling menyalimi tanganku dan Kak Nur.
Aku yang senang sekaligus merasa aneh tidak tahan untuk berkomentar
"Wah, kesambet apa nih?"
"Ehehe, biar dapat berkah ustadzah..."
Alhamdulillaah. Ada senang yang meletup kecil dalam dada. Bahwa ini terjadi karena kesadaran dan keinginan mereka. Baarokallaahufiikunna. Semoga Allah meridhoi segala niat baik dan amal kalian.
#CatatanPengabdian
#SantriHidayatullah
0 Response to "Santri & Cium tangan (salim)"
Silahkan tinggalkan komentar di sini. - Please, leave a comment here.