"Dulu loh gitu, sekarang kok gini ya?"

A: Eh, ini kenapa kok kayak gini ya? Padahal dulu waktu ustadzah itu, tidak kayak begini oh.

B: Iya ya... Dulu itu lebih begini. Sekarang mah apa...

C: He'em. Dulu kalau misal begini, pasti begini. 

#Astaghfirullah, wa atuubu ilaiih...
Kenapa yang dibanding-bandingkan terkesan berpihak sekali ya? Kebanyakan aspek-aspek yang dikomentari yang punya efek langsung terhadap mereka. 
Atau saya yang kurang pintar melihat hal ini? Soalnya, sudah dijawab dengan memberi alasan pun masih terasa seperti ada yang kurang sreg, karena sudah dimulai dengan su'udzon tadi. Padahal sebelum memberi komentar, ada baiknya tabayyun dengan detail hingga paham betul kenapa keadaan sekarang bisa menjadi begitu. Saya tidak mengatakan orang-orang yang bercakap tersebut tidak tabayyun, tetapi mungkin masih kurang dalam tabayyunnya.

NAMUN... kembali pada inti perkataan antara 3 abjad tadi. Terlihat sekali highlight yang sangat membanding-bandingkan dulu dan sekarang. Padahal...
Daripada duduk membanding-bandingkan masa kemarin dan sekarang. Lebih baik bikin evaluasi gak sih? Kira-kira apa yang perlu diperbaiki dari yang ada sekarang?

Terlalu meng-glorify masa lalu sambil acuh tak acuh terhadap sedikit kebaikan yang ada juga rasanya terlalu tidak adil.
Apakah kita harus sama persis seperti dahulu, sementara disekitar kita terus bergerak dan berubah?
Apakah kita harus tetap seperti yang kemarin-kemarin, sementara mereka yang berdatangan pun berasal dari generasi yang berbeda? 
Tidak mungkin! Ada hal-hal yang tidak selamanya harus "plek" sama.

Masing-masing kita tidak tau apa yang berat dari apa yang telah dan sedang dijalani seseorang. Jadi daripada hanya melontarkan komentar sambil melemahkan apa yang sedang dibangun, bukankah duduk berdiskusi itu bisa membuat segalanya sedikit lebih adem? Bahkan bisa saja akan menghasilkan kerjasama yang luar biasa!

(Edit) Kalau kata kak Fatimah: Dari sekian banyak kata dan cara untuk berkomunikasi, kenapa harus menuduh? Dari sekian waktu luang, kenapa harus membangun tembok pembatas?

Yap. Komunikesyong... Penting sekali teman-teman fii mardhotillah.
Semangaaat. Semoga hatiku tetap diteguhkan untuk menerima nasehat serta kritikan.


Batakte, 04 September 2021