Drama Batuk: Kecap + Lemon & Madu + Jeruk Nipis & Komix & Air Hangat

Beberapa hari yang lalu saya terserang batu dan flu parah, batuk kering juga batuk berlendir. Tenggorokan sakit sampai tak bisa tidur dengan nyenyak karena baru 5 menit terlelap, tenggorokan terasa gatal dan mengundang batuk tak berkesudahan.

Sehari sebelum batuk dan pilek menyerang saya, tenggorokan terasa begitu kering, sakit dan suara saya parau. Saya pun meracik satu buah perasan jeruk nipis plus irisan buahnya dicampur 50 ml madu murni diminum bersama air hangat. Alhamdulillah tenggorokan membaik setelah itu.

Keesokan paginya, hari Sabtu, setelah bangun tidur, tenggorokan saya kembali kering dan suara saya parau. Saya tidak meminum obat, hanya selalu meminum air hangat setiap tenggorokan terasa kering.

Minggu dini hari, saya tidak bisa tidur dengan tenang. Tenggorokan terasa begitu gatal sehingga saya terus menerus batuk kering. Tapi paginya saya malah sarapan ketoprak pedas dan minum es Thai tea. Anehnya, tenggorokan saya tidak menimbulkan masalah. Hingga malam tiba, tenggorokan saya baik-baik saja. Malah saya berteriak-teriak dengan takbir dan bernyanyi karena kebetulan saat malam itu adalah perayaan hari santri Nasional 2018 di Lapangan Gasibu Bandung dan Nissa Sabyan ikut hadir disana.

Senin pagi, mulailah konser batuk saya. Sejak bangun tidur, saya sudah ber-uhuk–uhuk dan ber-srot-srot ria. Saya hindari makanan berminyak dan pedas-pedas dan memperbanyak minum air hangat.
Malamnya, karena tidak juga reda, saya minum Komix Peppermint satu sachet. Setelah minum, tenggorokan terasa adem. Tapi hanya berselang 20 menit, setelah itu saya batuk-batuk lagi. Saya paksa untuk tidur.

Selasa pagi, masih dengan uhuk-uhuk dan srot-srot, saya sarapan bubur ayam juga minum kopi hangat (saya tidak tau apakah ini berefek pada batuk). Batuk makin parah. Sorenya saya bepergian dengan motor dibawah gerimis dan hembusan angin (saya tidak tau lagi apakah ini berefek pada batuk). Batuk dan pilek belum juga sembuh.
Malamnya, saya paksakan untuk tidur lebih awal di jam 8. Baru 20 menit lebih terlelap, saya kembali diganggu oleh tenggorokan gatal dan batuk berlendir. Saya bangun lalu makan nasi. Siapa tau menelan makanan bisa meredakan gatal. Alhamdulillah gatal berkurang tapi saya tetap batuk. Jam 10, seorang teman datang dan sibuk memotong-motong lemon disamping saya. Diperasnya semua air dari lemon lalu dicampur dengan Kecap Bango kira kira sebanyak satu sendok makan.
“Nih, minum!”
Saya ogah, karena saya tipe kurang suka kecap. “Minum biar lega…..” katanya lalu pergi.
Saya tidak bisa memejamkan mata hinggal pukul 01:34. Mendekatlah saya pada ‘ramuan pelega’ ala teman saya itu yang ditaruh diatas meja. Satu sendok saya masukkan kedalam mulut, saya arahkan sendok tepat ke kerongkongan agar langsung tertelan, karna tidak ingin merasakan rasa kecap di lidah.
Glup. Enaaak. Saya malu sendiri. Sendokan kedua tetap saya arahkan langsung ke kerongkongan.
Minum air hangat…. Saya lalu tidur.

Rabu pagi, saya terbangun dengan tenggorokan saya tidak ada stimulasi pada otak untuk ber-uhuk-uhuk. Saya lega luar biasa!! Srot-srot nya sih masih ada meski lebih kea rah tersumbat sekarang :’) Tapi saya lega karna tak harus merasakan sakit dan gatal di tenggorokan lagi.
Lihat cara buat ‘Ramuan pelega’nya, ehehe klik di sini 👉 Obat Batuk: Kecap + Perasan Lemon