Penyesalan setelah menikah - 2

Memangnya kamu menyesal setelah menikah?!?
Apa sih yang kamu sesali?

Assalamu'alaikum! 
Ini adalah postingan kedua saya dengan judul yang sama. Kalau di postingan Penyesalan setelah menikah pertama, saya ngomong tentang keetisan, kali ini saya mau membagikan sebuah obrolan yang pernah terjadi bersama suami.

Jadi ada beberapa momen di mana suami terus-menerus membicarakan hal ini. Awalnya saya hanya senyam-senyum saja, karena masih mikir apa ya tanggapan saya seharusnya? Karena kita nggak mungkin menyalahkan waktu-waktu panjang yang telah terlewat di belakang kita kan? Sampailah pada suatu momen, saya menemukan jawaban random atas renungan saya tentang kesiapan saya dalam menjalani biduk rumah tangga, sebuah ibadah panjang bagi seorang muslim. Dan bagi saya sebagai seorang perempuan, pernikahan adalah seolah memilih kunci surga atau neraka saya di akhirat kelak.

Maka ketika akhirnya sekali lagi suami kemudian melontarkan pertanyaan;
"Kenapa gak dari dulu sih dek, kita nikahnya?
Saya terdiam untuk merangkai jawaban. Ya. Pertanyaan dengan narasi semacam ini beberapa kali terus suami munculkan. Mempertanyakan alasan-alasan saya yang memang dahulu beberapa kali menyatakan belum berkenan atas niat baik beliau beberapa tahun silam. Sejujurnya, saya malu setiap kali suami membicarakan hal-hal yang bagi saya sensitif dan mengenai perasaan ini. Karena mungkin rasa sungkan saya masih sangat mendominasi apalagi ketika di awal-awal pernikahan. Sehingga diam dan senyum selalu jadi senjata andalanku. 

"masih belum mikir nikah"
"mau mengabdi dulu"
"em... saya belum siap"
Hingga akhirnya berubah menjadi
"Ayoklah, bismillah"
Adalah sebuah proses yang tidak sebentar, yang melibatkan banyak do'a juga ikhtiar untuk berproses menjadi pribadi yang lebih baik. Mengingat kejadian-kejadian itu hingga akhirnya kami betul-betul mantap berkomitmen menghadirkan rasa syukur serta haru yang luar biasa. Bahwa Allah tetap menuntun hati dan langkah beliau untuk kembali datang di saat saya rasa saya betul-betul telah siap.
Sehingga jawaban saya yang awalnya malu-malu dan patah-patah,
"Mungkin belum jodoh aja kali ya, hehe"
"Soalnya dulu mikir, kenapa mau sama saya"
Berubah menjadi...
"Kak... kita syukuri aja yok. Mungkin memang sudah ditakdirkan Allah jalannya begini. Mungkin dulu kita berdua sama-sama belum siap. Saya masih labil dan belum banyak ilmu pengetahuan, kaka masih banyak belajar dan memperbaiki diri. Alhamdulillah sekarang dipersatukan. Memang kita masih jauh dari sempurna, tapi Allah tau kalau kita sudah lebih siap. Saya sudah melihat dan belajar dari banyak ummahat di sekitar saya tentang dunia pernikahan dan kaka jadi pribadi yang Maa Syaa Allah jadi jauuuh lebih baik kayak sekarang ini. Coba bayangkan kalau kita dipersatukannya dulu? Kira-kira bagaimana cara kita bersikap setiap ada permasalahan? Ya nggak sih kak?" Tentunya masih dengan malu-malu, tertunduk.

Ini memang bukan sebuah penyesalan. Tapi ini adalah bagian dari kami mempertanyakan takdir sehingga kami akhirnya berevaluasi bersama. 

Ya Allah yang Maha Memberi Petunjuk dan Menggenggam Hati CiptaanNya, bimbing kami dan teguhkan hati kami di atas iman. Ya Allah yang Maha Memberikan Perlindungan, lindungi kami dari segala kejahatan dan keharaman agar kami sehat dan bisa melaksanakan ibadah dengan nikmat. Aaamin ya Allaah.




10 Maret 2025