Dromophobia (Agyrophobia): Takut (Nyebrang) Jalan

Agyrophobia
Pernah dengar kata itu? Mungkin pernah. Atau baru sekarang ini tau karena sedang mencari tentang informasinya.


Agyrophobia itu ketakutan berlebihan terhadap sesuatu/seseorang, atau ketakutan berlebihan terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa cemas, bingung atau panik.


Dalam banyak artikel berbahasa Indonesia yang saya baca dari kompasiana, travel.detik.com, suara.com, idntimes, psikologid, liputan6, Agyrophobia dimaksudkan sebagai sebutan untuk rasa takut berlebihan ketika akan menyeberangi jalan raya. (Khususnya di jalan raya yang terdapat banyak kendaraan).
Agyrophobia itu serapan dari Bahasa Yunani “Gyrus” yang artinya Belokan/Putaran/Pusingan atau juga perasaan bingung.


Sedangkan.
Phobia, adalah kata serapan dari Bahasa Yunani “phobos” yang artinya sebuah rasa ketidaksukaan yang begitu kuat atau ketakutan yang begitu kuat terhadap seseorang tau sesuatu.
Nah huruf pertama “A” dalam Agyrophobia menunjukkan sebuah predikat istilah yang menunjukkan sesuatu yang negatif.
Sehingga, agyrophobia atau sebutan untuk orang yang mengidapnya adalah “Agyrophobiac” memiliki makna “orang yang menghindari perasaan bingung/pusing/berputar-putar terhadap sesuatu”.
Nah Agyrohobiac ini adalah sebutan yang paling sering muncul dalam hasil pencarian di Mbah Google dengan kata kunci “Ketakutan menyeberang jalan”. Ada juga yang menuliskannya “Agryphobia
Karena ternyata ketakutan menyebrang jalan ini punya sebutan lain yaitu “Dromophobia
Dromophobia juga merupakan serapan dari Bahasa Yunani “dromos” dalam Bahasa Inggris ialah “racetrack, yang memiliki makna “jalur/jalan”.
Jika dilihat-lihat dari pengertian diatas sih, istilah Dromophobia lebih tepat untuk sebutan “Ketakutan menyeberangi jalan raya”.
Karena istilah Agyrophobia itu lebih umum dan lebih merujuk kepada rasa takut akan sesuatu yang memunculkan rasa bingung atau rasa panic yang mana disebut sebagai Agoraphobia.
Duh. Kok makin ribet ya. Hehe. Maap.
Intinya saya mau menjelaskan bahwa Agyrophobia dalam Wikipedia lebih merujuk pada istilah Agoraphobia yang berarti ketakutan berlebihan terhadap sesuatu.

Dan sebutan untuk “ketakutan menyebrang jalan” itu ialah “Dromophobia 

Ironi takut nyebrang jalan dalam kehidupan sehari-hari


Tentu saja fenomena “takut nyebrang jalan” ini adalah hal yang patut diperhatikan dengan serius. Bagaimana tidak? Kita hidup dalam keseharian yang mau tidak mau akan berhadapan dengan jalan raya dan menyeberanginya.

Di Indonesia, jalan-jalan kecil namun sering padat merayap tanpa lampu lalu lintas atau BAHKAN zebra cross menyebabkan teman-teman dengan dromophobia sering kewalahan.

Mungkin bagi beberapa orang, ini hal lucu dan sering sekali ditertawakan. Bagi beberapa orang lain, hal ini dirasakan tidak masuk akal. Dan beberapa orang lainnya peduli akan hal ini.

Seseorang berumur 21 tahun yang memiliki Dromophobia terkadang mendapatkan pernyataan seperti:

“Masa gitu doing takut sih?”

Yang tentu saja hal-hal ini menunjukkan bahwa Dromophobia kadang dianggap hal sepele. Karena takut menyeberangi dianggap sesuatu yang hanya dirasakan oleh anak kecil atau orang tua. Padahal tentu saja bisa dirasakan oleh siapa saja dengan usia berapa saja yang bisa saja dengan faktor-faktor tertentu merasakan takut menyeberangi jalan.


Beberapa penyebab Dromophobia


Nah, beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang menjadi Dromophobiac ialah:

Pernah mengalami kecelakan di jalan raya

Beberapa orang yang takut untuk menyeberangi jalan raya mengalami trauma akibat suatu kecelakaan di jalan raya. Kecelakaan ini bisa saja sebuah kecelakaan kecil seperti hampir ditabrak atau terserempet kendaraan dan bisa jadi sebuah kecelekaan besar yang sampai menyebabkan luka serius. Trauma ini juga bisa muncul karena kecelakaan itu dialami oleh dirinya sediri, orang lain atau karena ia menyaksikan terjadinya sebuah kecelakaan di depan matanya langsung atau di layar kaca.

Stiff Person Syndrome (SPS)
Kadang disebut juga Stiff Man Syndrome (SMS) adalah gejala serangan syaraf yang menegang/kaku. Hal ini bisa menyebakan orang yang mengidap SPS takut untuk menyeberangi jalan karena khawatir tiba-tiba serangan syaraf ini muncul.

(Teman) Autis Dan Memiliki Anxiety Disorder/Agyrophobia
Agyrophobia                : Perasaan takut berlebihan akan sesuatuAnxiety Disorder          : Gangguan KecemasanAutis                            : Gangguan Perkembangan
Dromophobia bisa saja diidap oleh teman-teman kita yang memiliki autism dan anxiety disorder karena tentu saja meyebrang jalan itu melibatkan beberapa keahlian kompleks yang melibatkan pertimbangan/perkiraan akan kecepatan kendaraan-kendaraan di jalan raya dan ini menimbulkan gangguan kecemasan.

Gejala Dromophobia
Beberapa gejala yang menunjukkan seseorang memiliki Dromophobia adalah:
Diserang rasa takut/cemas ketika akan menyeberang jalan raya
Rasa takut kadang tak beralasan bahkan ketika (mereka tau bahwa sebenarnya) jalan yang akan diseberangi tidak berpotensi memiliki ancaman atau bahaya seperti apa yang mereka takutkan dalam pikiran mereka. Rasa takut ini berupa pemikiran bahwa mereka akan diserempet kendaraan atau akan terjadi kecelakaan lalu-lintas.
Rasa takut yang muncul ketika membayangkan menyeberang jalan raya
Orang-orang dengan dromophobia akan mengalami rasa cemas hanya dengan memikirkan bahwa mereka sebentar lagi harus atau akan menyeberangi jalan. 
-
Rasa takut ini terus menyebabkan perubahan kecepatan degup jantung dan keringat dingin, gelisah/gugup, napas yang memberat atau napas memendek, mulut mengering, hingga ketidakmampuan untuk berpikir atau mengucapkan kata-kata secara jelas.
Gejalanya bisa macam-macam. Tapi yang diatas adalah yang umumnya terjadi.

Beberapa cerita (efek) Dromophobia
-   Saya pernah menghabiskan sekitar 30 menit lebih untuk menunggu jalan raya sepi dari kendaraan.  Padahal jalan itu hanya jalan kecil berukuran selebar 2 mobil berjalan berdampingan.
-   Saya pernah tidak jadi membeli makan pada warung makan di seberang jalan karena kondisi jalan raya yang padat dan ugal-ugalan. Lalu saya memutuskan untuk membeli mie dan jajanan di warung(kios) yang saya mana tidak perlu menyeberang jalan.
-  Saya pernah mondar-mandir pada beberapa titik selama kurang lebih sepuluh menit untuk memastikan titik mana yang lebih aman bagi saya untuk menyeberang. Padahal jalan itu hanya jalan kecil berukuran selebar 2 mobil berjalan berdampingan.
-  Saya pernah duduk menunggu orang yang akan menyeberang jalan juga agar saya bisa menyeberang bersama. Padahal jalan itu hanya jalan kecil berukuran selebar 2 mobil berjalan berdampingan.

Cara menyembuhkannya?
Sampai saat ini saya belum menemukan cara penyembuhan khusus karena tentu saja ini berkaitan dengan rasa cemas yang mana tiap orang berbeda-beda dalam berbagai seginya.
Mungkin kata “ala bisa karena biasa” bisa jadi ampuh untuk beberapa orang. Bagi saya sendiri, yang sudah 5 tahun, yang hampir tiap harinya berhadapan dengan jalan padat. Rasa takut memikirkan akan menyeberangi jalan raya yang padat sudah hilang, namun rasa takut itu masih muncul ketika akan menyeberangi jalan.



Sekian~