Hubungan Kesulitan & Kemudahan Akses dan Keinginan Seseorang #RandomBanget

Semakin mudah akses kita kepada sesuatu, semakin besar keinginan kita untuk mendapatkannya 

Vs

Semakin sulit akses kita kepada sesuatu, semakin besar keinginan kita untuk mendapatkannya 

Satu hal yang aku sadari setelah satu bulan mengajar di tempat pengabdianku adalah: Siswa mempunyai tingkat kesadaran rendah untuk memiliki buku cetak. Padahal uang jajan mereka lancar. Berbeda dengan kami dahulu yang telpon saja bisa dibilang 3 bulan sekali dan uang jajan tidak lancar, tapi setiap kenaikan kelas, hal pertama yang kami cari adalah buku. Buku cetak dari kakak senior mana yang bisa diwariskan kepada kami. Bahkan hari-hari setelah ujian semester berakhir, itu adalah hal pertama yang selalu terbersit di pikiran kami.

Aku tidak tau sejak kapan kebiasaan unik dan baik itu hilang. Tapi semenjak aku datang, dalam satu kelas yang bahkan hanya berisi lima orang siswa, hanya ada satu orang yang memiliki buku cetak/paket. Apalagi yang jumlah siswanya belasan atau bahkan puluhan, kadang mendengar jumlah yang punya buku cetak, hanya bisa bikin saya menarik napas dan mengelus dada. Tidak sampai hitungan jari-jari manusia normal dalam satu tangan. Hanya 3 orang mentok.

Lalu yang berubah juga adalah, akses siswa ke jajan yang semakin mudah, membuat siswa terkadang lebih mementingkan jajan. Telepon ke orang tua, uang jajan. Titip surat lewat pengasuh, minta jajan dan uang. Ada jadwal penjengukan, pesan jajan dan minta uang jajan.

Kalau sudah begini, memang jatuhnya saya jadi membanding-bandingkan keadaan dulu dan sekarang.

Dulu yang meski serba susah, akses ke toko terbatas, jadwal telepon terbatas dengan 2 buah hp untuk 150 an santri, air mengantri di sumur, masak pakai piket kelompok, dapur pakai tungku kayu bakar, tapi santri dulu sangat sopan-sopan. Kepada para tamu, kepada para pengasuh, usatidz, dan ummahat.

Kira-kira kenapa ya?

Salah satu alasan pastinya sih karena zaman sudah semakin berubah, pola pikir orang berubah, cara interaksi orang berubah, dan lain sebagainya.

Jadi kepikiran, gimana aku ngedidik anakku sendiri nanti ya? Kepada siapa aku belajar mengasuh dan cara mengasuh serta mendidik yang seperti apa yang akan kuterapkan?

Hmmm, harus mulai belajar dari sekarang.



Sekian!

Batakte, 10 Juni 2021