Contoh Recount Text dan artinya - Covid-19 Self-quarantine days

How I spent stay-at-home days on covid-19 outbreak

Hello everyone! My name is Ummu.

I want to tell you about what I did on the quarantine days. As we know, Indonesian government has suggested us to stay at home and do self-quarantine regarding the corona virus outbreak known as covid-19. The stay-at-home started on March 2020.
Modified. Original pic from pixabay.com

On the first two weeks of the stay-at-home, everything was very scary. Some people was infected with the virus. What made it worse, those infected patients had traveled around in some places right before the day they got corona virus swab test. We were also out of masks and hand sanitizer supplies. Masks and hand sanitizer were so difficult to be found and got very expensive. 

I was so scared. I didn't want to go anywhere. I forbid all my siblings to go home, even they cried and beg my mom to buy flight tickets. I didn't want them to get sick or to get infected with the virus on the way home which the flight obviously would have to do some transit on some red zone cities.

I also didn't go home. I stayed at the boarding school. I didn't do nothing of course. I had important activities to do too. I got chance to learn Qur'an. I memorized some surah of Qur'an. I did online learning. But I was so sad cause some students could not be able to join the online do to the no access to the internet or even gadgets. 

After all, I hope this will end soon. I miss direct face to face classes. I miss going around without getting worried about the virus. That's all from me. How is your stay-at-home went?
 I miss going outside. Source: pixabay.com


TERJEMAHAN - CARAKU MENGHABISKAN WAKTU #DIRUMAHSAJA KARENA PENULARAN COVID-19


Hallo semuanya! Namaku Ummu.
Aku ingin menceritakan padamu tentang apa yang kulakukan selama masa karantina covid-19.
Seperti yang sudah kita semua tau, pemerintah Indonesia telah menyarankan kita untuk tetal berada di rumah saja dan melakukan karantina mandiri untuk mencegah penularan virus korona yang disebut dengan nama covid-19. Perintah #DiRumahSaja ini dimulai sejak Maret 2020.

Pada dua minggu pertama dimulainya #DiRumahSaja, semuanya jadi sangat menakutkan. Banyak orang mulai terinfeksi virus itu. Yang membuat itu jadi lebih buruk adalah, para pasien tersebut telah melakukan perjalanan dan kunjungam ke beberapa tempat, sehari sebelum mereka melakukan test swab virus korona. Tidak hanya itu, kami juga kehabisan stok masker dan pembersih tangan. Masker dan pembersih tangan menjadi sangat sulit ditemukan dan harga mereka jadi sangat mahal daripada biasanya.

Aku sangat ketakutan. Aku tidak mau pergi ke mana-mana. Aku juga melarang semua saudaraku untuknpulang ke rumah, meski mereka menangis dan memohon pada ibuku untuk membelikan tiket penerbangan. Aku hanya tidak ingin mereka jadi sakit atau terinfeksi virus itu dalam perjalanan panjang pulang ke rumah dengan penerbangan yang jelas-jelas akan singgah di beberapa kota yang berstatus zona merah.

Aku sendiri juga tidak pulang. Aku tetap tinggal di asrama sekolah. Tentu saja aku tidak menganggur. Aku melakukan beberapa aktivitas. Aku mendapatkan kesempatan untuk mempelajari Alqur'an. Aku menghafal beberapa surah Alqur'an. Aku melakukan pembelajaran daring. Tapi aku juga sedih karena beberapa siswa tidak bisa ikut pembelajaran daring dikarenakan mereka tidak punya akses ke internet dan gawai.

Dari semuanya, aku berharap ini akan segera berakhir. Aku rindu pertemuan tatap muka langsung di kelas. Aku rindu pergi ke mana-mana tanpa menghawatirkan tentang virus korona. Itu saja dariku. Bagaimana dengan hari-harimu selama #DiRumahSaja?

Ummu Imro'atus Sholihah, Ummu's pages 
Solok, May, 17th 2020