Kenapa siswa itu dikeluarkan dari kelas?


Dulu, saya sempat bertanya-tanya. Bukan hanya saya, tetapi juga teman-teman saya dan beberapa orang dewasa lainnya.

Kami berkernyit heran dan mempertanyakan, ketika ada seorang guru kami yang tidak mau masuk mengajar karena seorang dari kami dikelas membuat masalah atau melakukan pelanggaran peraturan pondok.
Atau di lain kesempatan, ketika guru kami masuk mengajar di suatu kelas, orang yang membuat masalah atau melakukan pelanggaran peraturan pondok di kelas itu, diminta untuk keluar.

Sekarang, sebagai seorang guru, saya mulai perlahan-lahan memahami sikap tersebut. Memang berbeda-beda. Tergantung orang, sifat orang dan bagaimana suatu keadaan memberi efek pada seseorang.

Tidak mudah untuk mengajar di depan, sambil di depanmu ada seorang siswa yang sedang anda sendiri yang memproses pelanggarannya.
Tidak mudah untuk berbicara di depan, sambil wajah siswa yang bermasalah itu terlihat senang-senang atau biasa saja, sedangkan dia baru melakukan pelanggaran peraturan yang berat.
Tidak mudah untuk tetap meluruskan niat, karena ketika kita mengagar kita berusaha ikhlas agar ilmu yang kita ajarkan, sampai pada santri, sedangkan kepercayaan kita baru saja dilukai. 
Apalagi ketika pelanggaran yang dibuat santri, benar-benar diluar dugaan kita.

Ah, lagi-lagi memang kita hanyalah manusia biasa. Penuh salah, penuh khilaf. Manusia yang perlu terus untuk memperbaiki niat. Memperbaiki hati. Sadar bahwa ketika terlalu berharap pada manusia, akan dibayar kekecewaan.