Sami'na Wa Ato'na yang hilang

Kita sekarang merasa lebih benar dan lebih tau, sampai kita mempertanyakan kebijakan dari para pemimpin kita. Padahal kita tau, pemimpin itu bukan orang yang dzolim.
Saking kita merasa lebih tau, hilang kepercayaan kita pada para pemimpin kita. Saking merasa diri paling berkorban dan paling melakukan banyak hal untuk kemajuan, lalu hilanglah budaya Sami'na Wa'ato'na. Akhirnya, menggunjing, dan mencela keputusan dan peraturan yang mereka tetapkan.

Dalam Alqur'an Surah An-Nur ayat 41, dikatakan bahwa: Sifat Orang Beriman adalah Sami'naa wa Atho'naa. Sifat orang beriman adalah sami'naa wa atho'naa, artinya kami patuh. Penjelasannya bisa kita gali dari surah An-Nuur ayat 48 – 52
Artinya kita patuh tanpa tapi, taat tanpa nanti. 
Tetapi kenyataan yang banyak terjadi sekarang, kita hanya mau menaati jika kita rasa pemimpin itu mendatangkan keuntungan untuk kita pribadi, bukan kepentingan umat.

Padahal ketetapan yang dikeluarkan, didasarkan pada pertimbangan terhadap kondisi dan kenyataan yang ada. Yang mana sufah jelas buktinya.

Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat dzolim dan meneguhkan kita dijalannya.