Apa kamu sedang berjalan di atas do'a-do'amu?
Pernahkah merasa sedang berjalan di atas do'a-do'amu?
Malam itu seperti diwaktu selepas sholat Isya biasanya, kami mengobrol sejenak mengisi waktu luang. Kaka mengajukan sebuah pertanyaan "ade pernah gak ada di satu titik, di mana ade ngerasa sedang berjalan di atas do'a-do'a ade sendiri?"
Sebuah pertanyaan yang membawa pikiran kembali menyelami kembali satu-persatu dan banyak hal yang telah dilalui sepasang anak manusia berusia lebih dari seperempat abad dan hampir menginjak kepala tiga.
Aku yang agaknya paham ke mana arah perbicangan ini akan menemui akhir, kemudian menjawab asal.
"Oh iya, pernah. Pas lagi pengen banget makan sesuatu terus membatin ya Allah, dan kemudian qadarullah maa Syaa Allah, Alhamdulillah ada yang bawa datang makanannya."
"Bukan, bukan gitu" kaka tertawa
Sengaja memang kujawab begitu. Biar dia yang ngomong aja duluan begitu kan? Tapi tetap saja dia keukeuh, harus kujawab. Jadi... rasa syukurku ingin kutarik lebiiih jauh. Tidak ingin dengan gamblang Kukatakan. Maka aku kembali ke titik di mana sebuah perubahan cukup besar terjadi di bangku pendidikanku. Karna aku beberapa kali pernah merenungi hal ini. Bahwa keputusan pindah sekolah dulu membawa sebuah perubahan yang menjawab sedikit dari seratus pohon mimpi yang pernah kutulis dulu waktu SMP.
"Terlalu panjang itu, dek" Dia menghela napas. Aku hanya senyum.
Mungkin bagi kaka, ceritaku terasa rumit. Tapi justru itulah indahnya! Tentang hakikat takdir, bagaimana Allah membawa diriku dan suatu kondisi ke kondisi lainnya sambil pelan-pelan menjawab dan mengijabahi doa-doaku. Lulus SMA dengan nilai baik, kuliah dengan beasiswa, meski lulusku sedikit tertunda, aku senang karna skripsi ku jadi jurnal pilihan dosen pembimbingku untuk dipublish, kerja di tempat yang menjaga - imanku, dan tentu di dalam perjalanan sepanjang itu, adalah bertemu dengan kaka.
Kalau dulu, Allah tidak menakdirkanku pindah ke Kupang, lalu bisa pulang kampung tiap liburan, entah bagaimana kuasa Allah dalam mempertemukan kami. Tentu Allah punya caranya, tapi mungkin jalannya berbeda.
Jadi, ya...
Menikah dengan sosok seperti kaka mungkin jadi satu doa yang Allah aminkan, meski mulut terlalu kaku untuk bilang.
Ada begitu banyak do'a yang pernah kita rayu dalam sujud, yang kita tengadahkan. Entah sudah berapa, ratusan, ribuan, beratus ribu. Dan semua itu merajut menjadi satu. Mungkin juga bukan do'a kita. Tapi do'a orangtua, saudara, guru, teman yang diam-diam meminta untuk kita.
Kita mungkin termasuk yang terlambat menikah. Kaka 28 dan ake 27. Tapi perjalanan kita sama indahnya, punya garis waktu dan titik-titiknya sendiri
Meski tidak sedikit yang bilang, "kok bisa nikahnya sama dia??" Tapi ada juga yang bilang "Alhamdulillah ya, memang cocok". Ya, itu mah penilaian manusia ya.
Semua itu tentu saja karena berbagai latar belakang hidup kita. Itulah makanya ku bilang, aku ingin menarik garis rasa syukurku, jauuuuh ke belakang.
Kita pernah sekian lamanya berjalan sendiri dalam rute kita masing-masing. Dengan kehidupan yang jauh berbeda. Kita hidup dalam ritme yang saling bertolak belakang, aku dalam kungkunganku, dan kaka yang bebas terbang. Tentu saja masing-masing perjalanan kita punya cara untuk mendewasakan kita. Hingga kita, beberapa kali mungkin menerka-nerka masa depan seperti apa yang akan kita jalani. Tertatih-tatih kita mengimani pada kuasa Allah, tentang meyakini bahwa Allah baik dan akan memberikan yang untuk hamba-Nya yang berserah diri. Mengikhtiarkan Jodoh. Dengan segala lemah dan kurangnya kita sebagai insan yang diciptakan khilaf, kita mencoba mengenal peran kita.
Hingga diantara sekian tanya yang belum diiyakan, diantara sekian ikhtiar menjemput teman hidup, kita akhirnya dipersatukan dengan narasi "ayo, mau diajak bareng nggak ke tujuan yang sama?" Jadi, mari kita rayakan dengan penuh syukur dan kembali menyelami tujuan kita. Bahwa kita sedang berjalan menuju pada-Nya. Bahwa karena-Nya lah kita dikumpulkan. Karena Nya lah janji suci itu diucapkan. Dan hanya semata-mata Karena Allah lah pernikahan ini terjadi.
Perjalanan kita masih panjang. Kita baru saja memulai semuanya.
Semoga Allah berkahi, Allah lindungi, Allah bina dan Allah jaga kita dalam keimanan dan ketaatan. Aaamin.
Tarikolot, 24 Juli 2025
[Coretan malam]
0 Response to "Apa kamu sedang berjalan di atas do'a-do'amu?"
Silahkan tinggalkan komentar di sini. - Please, leave a comment here.